DEKLARASI – Batu Bara – Syaikh Muhammad Zain Tasak Batubara, ulama besar Nusantara asal Batu Bara, Sumatera Utara, meninggalkan warisan keilmuan berharga berupa kitab terakhirnya, Miftah al Shibyan fi Aqa’id al Iman, yang membahas ilmu tauhid. Kitab ini diselesaikan pada tahun 1366 H atau 1947 M dan ditulis untuk kalangan masyarakat umum, dengan bahasa yang mudah dipahami.
Meski ditujukan bagi pembaca awam, kitab ini tetap menekankan pentingnya belajar tauhid melalui bimbingan seorang guru, bukan hanya sekadar membaca teks. Rata-rata kitab ini dimiliki oleh anak, cucu, dan para murid beliau, menjadikannya salah satu peninggalan penting dalam tradisi keilmuan Islam di Nusantara.
Keistimewaan Kitab Miftah al Shibyan
Kitab Miftah al Shibyan memiliki gaya penulisan khas yang memperkuat legitimasi ilmu tauhid melalui penyebutan nama dan sanad keilmuan secara lengkap. Dalam Ensiklopedia Naskah Nusantara, Wan Muhammad Shagir Abdullah mengakui keunikan dan keakuratan sanad yang tercatat dalam kitab ini.
Sanad tersebut mencakup perjalanan keilmuan Syaikh Muhammad Zain di berbagai tempat, seperti Batu Bara dan Mekkah. Dalam salah satu bagian kitab, Syaikh Muhammad Zain menulis:
“Hamba mengambil ilmu nahwu, fiqih, tasawuf, dan usuluddin di Batu Bahra Pesisir Kampung Dahari kepada Syaikhina Al walidi Al murabbi ruhi wa jasadi Al alim Syaikh Abbas Imam Al Khalidi an naqsyabandi bin Al mukarram Al haj Muhammad Lasub. Kemudian hamba berpindah ke Mekkah Al Musyarrafah, mengambil ilmu usuluddin kepada Syaikina Al Allamah Syaikh Usman Serawak dan Syaikh Muhammad Saleh Bafadal…”
Sanad keilmuan tauhid Syaikh Muhammad Zain terhubung hingga ke Imam Abu Hasan Al-Asy’ari dan Imam Abu Mansur Al-Maturidi, melalui jalur gurunya di Bogor, Syaikh Muhammad Mukhtar.
Perjalanan Ilmu hingga Imam Abu Hasan Al-Asy’ari
Sanad tersebut berbunyi:
“…kepada Syaikh Mukhtar Bogor di Masjidil Haram, ia mengambil dari Sayyid Abubakar Syatha, dari Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, dari Syaikh Usman Dimyati, hingga terhubung kepada Imam Abu Hasan Al-Asy’ari.”
Peninggalan Bersejarah di Kampung Lalang, Batu Bara
Sumur bekas rumah dan makam Syaikh Muhammad Zain di Kampung Lalang, Batu Bara, menjadi saksi bisu perjalanan seorang ulama besar yang turut mengharumkan tradisi intelektual Islam Nusantara.
Pada Kamis (09/01/2025), tempat ini dikunjungi oleh sejumlah santri Pondok Pesantren AL ITQAN Batu Bara untuk mengenang jasa beliau.
Syaikh Muhammad Zain Tasak Batubara bukan hanya meninggalkan warisan keilmuan berupa kitab, tetapi juga sanad yang menjadi penghubung keilmuan Islam di Nusantara dengan tradisi keilmuan Islam dunia.