DEKLARASI | Batu Bara – Rumah Produksi Bersama (RPB) yang dikelola oleh Koperasi Berkah Abadi Jaya (BAJA) menunjukkan langkah nyata dalam menggerakkan ekonomi daerah. Minggu lalu, Manajer RPB, Muhammad Shaf Karim, M.Tr.E, bersama timnya kembali mengirimkan satu ton pasta cabai bermerek Melaka ke salah satu distributor makanan asal Kota Medan. Transaksi ini merupakan yang ketiga kalinya sejak distributor tersebut memulai pembelian pertama pada November 2024. Hingga kini, total 2,6 ton pasta cabai telah dijual ke distributor tersebut dengan nilai transaksi mencapai Rp75 juta.
DEKLARASI mencatat, selain distributor dari Medan, RPB juga menjalin kerja sama dengan beberapa distributor lain, sehingga total penjualan pasta cabai hampir mencapai 4 ton. Stok produk kini tersisa hanya beberapa ratus kilogram, menandakan tingginya permintaan pasar. Keberhasilan ini menunjukkan kinerja yang impresif dari Koperasi BAJA dan manajemen RPB dalam memproduksi dan memasarkan pasta cabai.
Sejak menerima pengelolaan resmi dari Pemkab Batu Bara pada November 2024, Koperasi BAJA langsung bergerak cepat untuk memulai produksi dan transaksi sesuai arahan dari Kementerian Koperasi dan UKM. Meski menghadapi keterbatasan fasilitas skala industri, manajemen tetap optimis. Usaha keras ini membuahkan hasil, dengan operasional RPB yang berjalan sesuai rencana, didukung oleh strategi pemasaran yang tepat dan relasi yang kuat.
Ketua Koperasi BAJA, Dr. Ahmad Fauzi, menegaskan bahwa RPB bukanlah unit usaha sederhana, melainkan industri kecil berbasis teknologi tinggi yang membutuhkan pengelolaan profesional. “Kami tidak ingin RPB ini hanya menjadi proyek mangkrak seperti yang sering terjadi. Kami terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan RPB, terutama dalam mendukung petani cabai di Kabupaten Batu Bara,” ujar Ahmad Fauzi.
Perjalanan Panjang Menuju Kesuksesan
Penunjukan Koperasi BAJA sebagai pengelola RPB melalui proses yang tidak mudah. Dari seleksi ketat oleh Kementerian Koperasi dan UKM serta Dinas Koperasi dan UKM, hingga memenuhi berbagai persyaratan administrasi dan teknis, semua dilalui dengan penuh perjuangan. Dukungan besar datang dari Lembaga Pusat Kecemerlangan Pembangunan Masyarakat (LPKPM), yang diinisiasi oleh tokoh asal Batu Bara, Prof. Ilmi (Teknik Mesin USU) dan Prof. Muhammad Nur (Fisika UNDIP).
Mereka bekerja sama dengan tim muda yang bergerak aktif di lapangan seperti Dr. Ahmad Fauzi, Dr. Amalia Hasbullah, dan Muhammad Andriansyah. Visi mereka adalah menjadikan RPB sebagai penggerak kesejahteraan masyarakat, khususnya petani cabai di Batu Bara.
“Kami tidak hanya fokus pada produksi, tetapi juga pada edukasi dan pembangunan kapasitas masyarakat agar mereka dapat melihat langsung manfaat ekonomi dari keberadaan RPB ini,” tambah Muhammad Shaf Karim.
Harapan Masa Depan
Memasuki bulan ketiga operasionalnya, Koperasi BAJA semakin optimis untuk meningkatkan produksi dan transaksi. Dengan keberhasilan awal ini, mereka berharap dapat menarik lebih banyak modal penyertaan untuk memperluas skala usaha dan memberikan dampak yang lebih besar bagi perekonomian Kabupaten Batu Bara.
Keberhasilan RPB Pasta Cabai Melaka menjadi bukti nyata kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat dalam menciptakan solusi berbasis teknologi untuk mendukung perekonomian daerah. RPB tidak hanya menjadi kebanggaan Batu Bara, tetapi juga inspirasi bagi daerah lain dalam mengelola industri berbasis komunitas.